Puisi: Musim Gugur

Penulis : Alfan I. Djabar (Anggota Cakrawala Muda Kerakyatan (CMK)-Federasi Muda Kerakyatan (FMK), Komunitas Bintang Merah)



Musim gugur terguyur oleh pandemi kemarin
Hari-hari besar dikonversi ke dalam linting
Sketsa demi sketsa berbulan madu dengan raksasa
Mural menjadi sihir paling liar didepan istana

Di intai
Di intimidasi
Di bakar 
Di robohkan

Musim gugur kembali terkubur
Mengubur daun-daun yang jatuh di pelopak mata anak timur 
Menenggelamkan duka di tanah cenderawasih yang basah 
Menyimpan ratapan anak bangsa dikedalaman hutan belantara

Air mata 
Darah

Tragedi terencana yang kian membabi buta 
Pohon di tebang
Akar-akar rumput di cabut 
Hutan tak lagi bernyawa

Kebakaran hutan 
Ilegal logging 
Adalah cara paling nyata untuk merebut tanah adat

Tuan rumah menjadi budak 
Tamu menjadi raja
Raja menjelma perampok
Jenderal menjelma penjahat

Keparat

Wujud cinta ditenggelamkan oleh bunyi senapan yang siap merenggut nyawa dari raga
Kasih terbengkalai bersama anak-anak yang ketakutan di pos-pos pengungsian

Mereka yang berjuang mempertahankan harga diri, mempertahankan tanah 
Di cap pemberontak

Sedang mereka yang menginjak-injak harga diri, memperkosa hutan 
Di sebut pahlawan 

Ada apa dengan rezim?
Ada apa di istana?
Kapan hari baik untuk merdeka?



Maffa, 04 Desember 2021
~Jejak Langkah~





Oiya, buat yang pengen tau keseharian penulis, follow aja sosmed di bawah ini... 





Komentar

Bakti Terakhir Untuk Ayah

Bakti Terakhir Untuk Ayah (Part 3)