Misteri Di Negeri Mahabbah

Penulis : Alfan I. Djabar

Di waktu sunyi nan misteri, ada seorang anak muda yang berlarian di dalam mimpinya, anak muda ini terus berlari hingga akhirnya ia berhenti karena melihat pemandangan yang tersembunyi dibalik gugusan awan yang menutupinya. Dari kejauhan sang anak muda tersebut melihat sesuatu yang belum pernah terlintas di hati, pikiran, dan matanya. 

"Sungguh indah apa yang telah Kau ciptakan ini" gumam anak muda tersebut.

Masih dalam dunia mimpi, anak muda tersebut berjalan mendekati apa yang dilihatnya, sembari bertafakur dalam hati kecilnya "Yaa Rab, tempat asal dari segala sesuatu yang berasal, puncak cinta dari segala cinta yang berada di bawah alam semesta".

Di tengah perjalanan, anak muda tersebut bertanya dalam hati tentang rahasia jati diri

"Yaa Rab, siapakah aku?"

"Awalnya, kau adalah si pendusta yang dikeluarkan dari surga, kau adalah si kaya yang mati tertimbun harta mu sendiri" 

"Lantas kenapa aku bisa berada di tempat ini?"

"Itu berkat ridho orang tua mu, berkat anak yatim yang kau santuni, silaturahmi yang kau jaga dengan keluarga mu, sebungkus makanan yang kau berikan untuk fakir miskin, tiga rukun yang kau jaga, tiga hubungan yang kau tunaikan, dan kesucian hatimu yang kau pelihara. Sehingga, kau bisa berada di sini, di tempat ini".

Sang anak muda itu pun terdiam sesaat, ketika mendapatkan jawaban dari kehadirannya di dimensi ini. Beberapa saat kemudian, ia pun melanjutkan perjalanan menuju tempat yang sangat misteri di depan matanya. Selama perjalan, ia tak lupa membaca sholawat kepada Sang pemilik cinta, tempat cinta bermuara. Muhammad SAW. 

Waktu semakin sunyi, suara telapak kaki dari sang pemuda begitu sepi tak berbunyi. Pemandangan di balik awan itu nampak nyata di matanya, namun dipenuhi misteri yang tak berujung. Terlintas senyum sumringah di wajah anak muda itu, ketika ia semakin dekat dan mendekat dengan apa yang ia lihat. Sesuatu yang sangat luar biasa, keajaiban yang belum pernah terbayangkan darinya. 

Di depan terlihat anak tangga menuju di balik awan itu, anak tangga tersebut ditutupi tulisan syari'at, hakikat, tarekat, dan makrifat. Anak muda itu pun melihat di sekelilingnya, tampak asal dari segala cinta berasal dari sini. Ia begitu takjub, dan matanya mengeluarkan air mata. Tiba-tiba anak muda itu di hampiri oleh ayahnya yang telah 2 Tahun meninggal dunia. 

"Ayah tidak mati, selama ini ayah berada di dimensi lain, dimensi yang berbeda dengan kalian" ucap sang ayah sambil memeluk anak muda tersebut. 

Anak muda itu hanya terdiam membisu, beberapa saat kemudian ia pun perlahan tersenyum, dan berkata.

"Kami baik-baik saja". 

Ayahnya pun pamit dan perlahan menghilang dari tatapan mata anak muda itu. Anak muda itu kembali melihat anak tangga tasawuf yang sedari tadi telah ada di depannya. Ia pun berjalan mendekati anak tangga tersebut, sembari memandangi ke arah awan yang sejak awal menutupi negeri ajaib dibaliknya. Negeri yang di tutupi rahasia ilahi sepanjang mata memandang. 

"Anak muda, inilah tempat Mahabbah yang begitu misteri berada." Bunyi suara yang di dengar oleh anak muda setelah selesai menaiki para anak tangga. 

Saat anak muda hendak memasuki gerbang negeri ini, ia kembali mendengar suara ghaib dari segala arah

"Berbaktilah kepada orang tuamu, karena ridho Ku ada pada ibu bapak mu, dan kemurkaan Ku tergantung kemurkaan ibu bapak mu".

Sang anak muda tersebut kemudian masuk dengan menggunakan kaki kanan, dan mengucapkan salam. 

"Assalamualaika ya sayyidina Rasullullah, Assalamu'alaika ya sayyidinal Mahdi ya Khalifatallah, Assalamu'alaika ya sayyidinal Khidir bin Mulkam Abal Abbas. Lalu di tutup dengan Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh".
































Komentar

Bakti Terakhir Untuk Ayah

Bakti Terakhir Untuk Ayah (Part 3)