Westernisasi Di Lingkungan Akademik; Kritik Logika Dan Filsafat Tubuh

Penulis: Alfan I. Djabar

Prolog "Bukanlah kebenaran tunggal yang kami harapkan, melainkan dialog atau perbincangan yang saling mencerdaskan diantara kita". Kritik Logika dan Filsafat Tubuh.

Gambar diambil dari grup WhatsApp - Memperlihatkan Aktivitas Berjoget ala Barat Oleh Sebagian Mahasiswa 

Beredar video berjoget ala barat yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa saat penutupan kegiatan pembekalan KKN di auditorium IAIN Ternate pada Minggu kemarin (20 Agustus 2023). Video tersebut menjadi viral di grup-grup WhatsApp, kemudian mendapatkan komentar dan kritikan dari kalangan mahasiswa (khususnya mahasiswa Fakultas Syar'iah) yang merasa bahwa kegiatan berjoget tersebut tidak pantas dilakukan di lingkungan akademik, apalagi kampus IAIN Ternate adalah kampus yang berbasis dengan ideologi ke-Islaman. Kata Islam inilah yang membuat segala tingkah laku, tutur bahasa, pakaian, dan kesemuanya di atur dengan berlandaskan kepada syar'iat Islam. 


Westernisasi Di Lingkungan Akademik 

Pengertian westernisasi atau pembaratan, juga oksidentalisasi, adalah sebuah proses dimana pola kehidupan masyarakat meniru gaya budaya Barat seperti gaya berpakaian, tingkah laku, maupun kebudayaan. Di Indonesia, tidak jelas berawal kapan westernisasi telah terjadi (Wikipedia). Lingkungan akademik adalah tempat dimana pertukaran ide, gagasan, dan kritikan itu seharusnya tumbuh dan berkembang di taman-taman, kelas, warung kopi, dan lembaga harus menjamin budaya kritis dan memelihara pertumbuhan yang seperti itu. Tetapi faktanya berbeda dengan yang diharapkan dari mahasiswa terhadap lembaga, seperti kasus berjoget ala barat yang viral ini. 

Berjoget dengan menggunakan jas almamater di lingkungan publik telah dianggap biasa, padahal dibalik jas almamater tersebut terdapat kata Islam. Sekali lagi, terdapat kata ISLAM. Apakah perbuatan tersebut sesuai dengan nilai-nilai Islam? Sehingga setiap penutupan pembekalan KKN masih saja terdapat kegiatan berjoget tersebut. Perilaku mengikuti budaya barat ini tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa budaya tersebut telah masuk di lingkungan akademik. Bahkan lingkungan akademik yang berbasis agama Islam sekalipun. 


Revisi Dan Kritik Kode Etik Mahasiswa 

"Pakaian tertutup, tetapi perbuatan terbuka. Atau pakaian terbuka, tapi perbuatan tertutup" ungkapan ini lahir dari kondisi objektif di lapangan. 

Berkaitan dengan kode etik mahasiswa yang sesuai dengan kasus berjoget tersebut di atas. Tentunya ada pasal kode etik yang mempunyai hubungan kausalitas dengan perilaku mengerikan (berjoget ala barat) seperti itu. Pasal tersebut bisa dilihat dalam Bab IV Etika Berperilaku, Berbicara, Berbuat, dan Berpakaian. Pasal 9 Etika Berpakaian, Poin C bahwa "Pakaian wajib mahasiswi dalam kegiatan akademik di kampus IAIN Ternate adalah baju lengan panjang dengan ukuran paling tinggi 10 cm di atas lutut dan berjilbab (menutup kepala dan dada), rok yang panjangnya menutup sampai mata kaki tidak mempertontonkan lekuk-lekuk tubuh, dan bersepatu". Berkaitan dengan pasal 9 tersebut, jika ditarik kedalam filsafat pakaian bahwa maksud dari tata berpakaian tersebut supaya tidak menimbulkan percikan sahwat dalam diri laki-laki. 

Pasal 9 ini kemudian mempunyai hubungan dengan Pasal 6 Etika Berperilaku, poin a, bahwa "Menjunjung tinggi ajaran Islam, Pancasila, dan UUD 1945 serta Kode Etik Mahasiswa IAIN Ternate". Yang perlu digarisbawahi adalah menjunjung tinggi ajaran Islam, bagaimana caranya seseorang itu menjunjung tinggi ajaran Islam? Yaitu dengan dimulai dari hal-hal kecil seperti, berpakaian sesuai syari'at, berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Islam. Tidak mengikuti budaya barat yang dapat merusak moral dan ajaran Islam, seperti kasus berjoget di atas. 





Oiya, buat yang pengen tau keseharian penulis, follow aja sosmed di bawah ini... 









Komentar

  1. Merusak kampus IAIN moralitas kampus HACUR

    BalasHapus
  2. Menatap Berikan Edukasi yang positif dan Yang baik, Teruslah Berdialog deng Buku dan pena. 🥰

    BalasHapus

Posting Komentar

Bakti Terakhir Untuk Ayah

Pentingnya Sekolah Literasi Untuk Generasi Maluku Utara

Misteri Di Negeri Mahabbah