Puisi: Papa

Disamping taman kasturi penuh bunga, aku menjagamu sebelum detak jantung itu terhenti selamanya, harum semerbak bau mu, menembus hingga ke rongga hidung ku

Bau khas pakaian mu masih melekat kuat dalam ingatan, masih tetap terjaga sepanjang jalan, jalan yang nantinya akan kami lewati, bersama mama, saudara, hingga keluarga

Papa, satu kata yang menjadikannya puisi, menjadikannya abadi didasar hati, menjadikannya tak pernah mati dimata ku.
Tak ada yang lebih sakral sepanjang waktu, ketika aku menabur daun pondak di makam mu, menabur doa-doa suci diwaktu pagi, dikelilingi gerimis yang membasahi bumi

Maffa, 06 September 2021
~Jejak Langkah~

Komentar

Bakti Terakhir Untuk Ayah

Pentingnya Sekolah Literasi Untuk Generasi Maluku Utara

Westernisasi Di Lingkungan Akademik; Kritik Logika Dan Filsafat Tubuh

Misteri Di Negeri Mahabbah