Puisi: Cinta Dari Tanah Dodomi

Penulis: Alfan I. Djabar

  Foto: Maffa Kec. Gane Timur Kab. Halsel 
          
Kala itu, ketika sang senja berada di puncak Kie Matubu, ada sejuta rasa di bawah kaki gunung Gamalama

Para anak negeri mulai bercumbu dengan doa-doa leluhur 

Hanya karena soal cinta, kasih, dan hati yang tak pernah mati

Dan aku 

Hanya duduk terdiam ketika para puan memanggil ku pulang, entah bara api ini telah padam, pergi dibawah seseorang atau diambil Tuhan

Huh! Aku begitu naif

Halmahera begitu luas tapi aku tetap mencintaimu (tanah Dodomi). Bahkan, kalimat sakral yang amat keramat telah habis dilibas pada tanah dodomi 

Di sana, di tanahku

Mahabbah begitu liar dalam sangkar, kasih terselami ingatan ikut pudar

Di sana, di tanahku 

Orang tua-tua begitu patuh pada syari'at, ada juga sekat yang tersesat, namun tak banyak yang berjalan di atas jembatan hakekat, bertelapak kaki tarekat, bermuara ma'rifat

Di sana, di tanahku

Anak-anak muda memikul beban bahasa, memulai mendikte kuasa, menggantikan yang tak biasa, mencari perihal rasa

Di sana, di tanahku

Sunnatullah menjadi jawaban atas tindakan manusia bodoh yang mendambakan kerusakan

Di sana, di tanahku

Tata krama menetralisir sebuah tradisi yang haus akan darah, iri hati masih saja tersimpan di hati dapat dihitung dengan jari, dapat kita kenali sedikit orang yang mata hatinya telah tertutup

Di sana, di tanahku
Di sana, di tanahku
Di sana, di tanahku

Cinta tumbuh, antara kasih yang masih utuh dan raga yang telah runtuh 

Di sana, di tanahku

Cinta
Benar-benar 
Membunuhku

Maffa, 26 Juli 2020
~Jejak Langkah~

   Foto: Maffa Kec. Gane Timur Kab. Halsel 


Oiya, buat yang pengen tau keseharian penulis, follow aja sosmed di bawah ini... 

Komentar

Bakti Terakhir Untuk Ayah

Bakti Terakhir Untuk Ayah (Part 3)